gravitasi debu vs asap

kita ini bagai bom waktu
aku hulu ledaknya
kamu api pemicu nya

ketika suatu hari nanti kita meledak, kamu hilang. aku juga hilang. apa harus nunggu sampai kita meledak baru kita berhenti saling menyulut? kalau meledak apa gunanya kita berhenti, toh kita udah hilang kan? kamu jadi debu, aku jadi asap. kamu berhamburan ke bawah, aku melayang ke atas. menjauh. seterusnya.

api kamu udah nyala. tolong, tolong jangan mendekat. jangan sampai kita meledak beneran. aku ga mau kamu hilang jadi debu. aku ga mau kita hilang terbawa angin. aku cukup lihat kamu nyala berpijar dari jauh, that's enough for me. that's enough for us.

kita ini bagai bom waktu
aku hulu ledaknya,
kamu api pemicu nya
kenapa api mu harus nyala?
aku mau pegang nyala itu, pijar cantik itu.
tapi nanti aku terbakar.
nanti kita terbakar.
meledak. berkeping keping.
jadi debu dan asap

atau memang takdir kita menjelma jadi debu dan asap?
apa memang nasib kita untuk terpisah seterunya?
kalau memang begitu, ya sudah bakar saja sumbu ku.
biar kita meledak hancur dan bertebaran
seperti debu yang jatuh ke bumi.
dan asap yang menguap ke langit.

bumi. dan langit.
kamu. dan aku.
seperti itu adanya.

impossible